Wednesday, July 30, 2008

Senyum untuk Raya

Langit kampus yang memerah tak juga membuat ku beranjak dr ruang pkm kampus yang mulai sepi karena anak2 mulai ambil wudhu untuk shalat maghrib. aku menatap kesibukan itu. menikmatinya malah. haya saat2 seperti ini kita benar2 melihat ketakwaan teman2ku. sebejat2nya mereka, saat maghrib tiba, mereka akan mengambil wudhu dan bersiap untuk bersujud dihadapan pencipta yang mereka percayai. beberapa orang menyapaku atau hanya sekedar bercanda menitipkan ruang pkm.tak berapa lama, ruangan itu sepi, nyenyat. karena yang non muslim di kampus negeri seperti kampusku memang tak banyak. dan lebih sedikit lagi yang ikut organisasi kampus.
sejurus kulihat sosok tegak dengan tubuh kurus tapi berdada lebar menghampiriku. wajahnya tertutup senja yang beranjak malam.tanpa babibu, sosok itu mengambil tempat di sampingku di teras pkm.
"gak sholat Ray?" tanyaku
"mens" jawabnya seenak perut
"dasar" runtukku, dan kami diam.

tapi begitulah Raya. Anugrah Raya Samudra namanya. anak seorang pelaut dan seorang ibu rumah tangga biasa. kakak dari seorang gadis kecil yang baru beranjak remaja. pria yang tumbuh dengan caranya sendiri. pria yang tak pernah peduli apa kata orang. pria yang tak peduli dengan aturan apapun kecuali aturannya sendiritermasuk dalam hal beribadah. dari yang aku tahu, Raya hanya memasuki pintu masjid saat dia bahagia. lain tidak.

pria disampingku itu mengeluarkan sebatang Amild dari saku kemejanya. suara gesekan zippo membuat aku sedikit beringsut menjauh. dan pria itu tersenyum. senyum yang jarang terlihat.
"Vi........." panggilnya pelan
"hmmm?" sahutku
"kamu jarang tersenyum akhir2 ini" katanya, "kenapa?"
"lagi sedih" jawabku sekenaku
"kenapa?" tuntutnya lagi
"orang yang aku suka g peduli ma aku. jadi ngapain aku tersenyum saat aku lg bt, dy malah deket ma cewe lain" jawabku acuh
"laki2 bodoh" katanya,"dy gak tau apa yang dy lewatkan"
"hmm"
"siapa sih laki2 itu Vi?" tanyanya pensaran
"ada lah"
"aku kenal?"
"kalau kenal mau apa?"
"akan kubuat dy menyadari betapa beruntungnya memiliki kamu dan mendapatkan hati kamu"
"gt ya?" ada nada sinis yang kutahan dalam suaraku
"iya!" tegasnya, "sementara itu, tetaplah tersenyum ya Vi?" pintanya
"untuk apa?untuk siapa?"
"setidaknya untukku, senyummu bikin aku merasa ringan." lelaki itu menatapku. lekat. tak seperti biasanya. ada pedih di sana, tp juga ada harap yg berbeda. aku jengah dan memutuskan untuk beranjak apalagi anak2 yang shalat sudah kembali dari masjid.
"Ray, sadarkan dulu diri kamu sendiri betapa beruntungnya mendapatkan aku, setelah itu aku akan terus tersenyum untuk kamu, bahkan tanpa kamu meminta." kataku. ada ekspresi terkejut di wajah Ray yang biasanya dingin. ada bayangku di matanya yang hitam. ada rasa tak percaya di wajahnya. dan satu genggaman erat mengejutkan pergelangan tangan kananku.
"Kamu pacarku sejak detik ini." katanya tegas. ketegasa yang khas. ketegasan yang membuat aku tersenyum kembali. tersenyum untuknya. hanya untuknya.

No comments: