Tuesday, October 7, 2008

Kesempatan Kedua

sebenarnya apa yang paling menakutkan di dunia yang besar ini? bagiku saat ini bukan lagi phobiaku yang gak masuk akal. bukan pula pekerjaan kantor sekaligus tugas kuliah yang masih menumpuk di meja kerja di kamar kosku yang cuma selebar 2x3 itu. yang saat ini kutakuti adalah apa yang akan dikatakan pria yang saat ini duduk didepanku di sebuah cafe yang sebenarnya cukup romantis ini. jawaban yang akan diberikannya setelah pertanyaan yang akuy ajukan sekitar lima menit yang lalu. pertanyaan yang sudah kusimpan hampir sebulan ini setelah aku memutuskan untuk menjalin hubungan berjudul pacaran dengan lelaki ini.
"jadi?" tanyaku akhirnya setelah lelaki di depanku itu tak juga menjawab pertanyaanku.
"apa?" tanyanya membuatku lumayan jengkel.
"Ndrie, please, you really know what i'm talking about" kataku. lelaki itu membuang nafasnya
"sebenanya apsih masalah kita Cil?" tanyanya pelan, "kupikir kita baik baik saja." dan aku benar benar dongkol mendengar kalimat itu keluar dari bibirnya yang masih saja sexy itu.
"Ndrie, we are not a normal couple. absolutely not! can't you see that? i cant contact you every single time i need you. it's difficult for us to communicate each other. you seem don't want to share your live and your world with me. i'm wandering who am i almost everyday" jawabku emosi, "menurutmu bagaimana perasaanku?"
Andrie, lelaki itu menatapku lekat lekat. dari mata coklatnya aku tahu, dia tidak mengerti apa yang aku katakan.
"kamu tahu perasaanku, aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu, dan kamu adalah kekasihku, kita pacaraan, apa itu tidak cukup?" giliranku yang membuang nafas antara bingung dan kesal.
"Ndrie, pacaran itu berbagi. berbagi hati dan berbagi dunia. ketika aku menjadi pacarmu, aku berharap aku bisa mengenalmu, mengenal hatimu, mengenal duniamu, dan segalanya tentang kamu dengan lebih dalam. dan kenapa aku menginginkan itu? karena aku ingin kamu juga mengenalku dengan lebih dalam. dan tidak mungkin kita saling mengenal kalau tak ada komunikasi yang terjalin antara kita dengan benar. kita toh gak mungkin ketemu tiap hari. aku gak minta banyak kok, Ndrie.sebagai pacarmu aku cuma minta kamu sedikit saja berbagi denganku." balasku sepanjang rel kereta surabaya - jakarta. "kamu membuat aku ragu dengan hubungan ini,Ndrie"
lelaki itu diam. dialihkannya sepasang mata coklat nan bening bak telaga itu dari cangkir mungil espressonya pada mataku.
"beri aku kesempatan untuk memahami kamu, Ndrie." pintaku.
lelaki itu masih saja diam, menatapku lama sebelum akhirnya menghela nafasnya sekali lagi.aku tahu dia mendapati air mataku menggenang di sana.
"it seems that i forget to be a lover ya, hun?" aku diam. pertahananku runtuh. air mata itu jatuh. aku menyayangi lelaki ini. sejak awal aku mengenalnya. tapi rasa sayang itu saja ternyata tak cukup untuk mempertahankan apa yang kami punya sebulan belakangan.
"seandainya aku masih ingin mempertahankan apa yang kita punya saat ini, masih adakah kesempatan, hun?" tanyanya pelan. aku terkesiap. satu hal yang tak kusangka akan terjadi malam ini adalah kesempatan kedua yang akan diminta oleh orang sekeras kepala Andrie.
"mungkin aku tak akan segera berubah, mungkin aku akan tetap sulit berkomunikasi sama kamu, tapi boleh kah aku meminta sekali lagi waktu dan kesabaranmu? untuk mengajariku berbagi lagi, untuk mengajariku menjadi seorang kekasih lagi. maukah hun?" tanyanya. tanganku digenggamnya erat. wajahnya kabur oleh air mata yang terus saja mengalir dengan tak sopan di atas kulit pipiku. dan aku mengangguk.
"kesempatan kedua dan terakhir?" tanyaku yang dijawab dengan anggukan tegasnya.
dan malam ini tak lagi menakutkan............